Jumat, 31 Juli 2009

Hepatitis

A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah inflamasi dan cedera pada hepar. Ini adalah reaksi hepar terhadap berbagai kondisi, terutama virus, obat – obatan, dan alkohol.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus. Identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agens virus A, B, C, E, dan D terhitung kira – kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. Virus E dan D diketahui sebagai hepatitis virus non – A dan non – B.

B. JENIS HEPATITIS
1. Infeksi Hepatitis A (HAV), disebabkan paling sering karena kontaminasi fekal – oral dengan HAV. Pada kasus yang jarang, ini sering terjadi pada lingkungan yang padat, dengan kondisi sanitasi buruk, tidak ada hubungan dengan hubungan seks, dan sering epidemik pada anak – anak atau orang dewasa muda. Infeksi ini juga ditularkan oleh kerang yang terkontaminasi dan tidak dimasak dengan baik.
2. Hepatitis B (HBV), seringkali akibat transfusi darah atau jarum terkontaminasi virus, tetapi juga dapat ditularkan melalui plasenta dan hubungan kelamin.
Hepatitis menetap kronis adalah infeksi kecil yang mungkin tidak merusak fungsi hepar dengan tepat. Gejala tidak spesifik berupa anoreksia dan malaise. Hepatitis aktif kronis berlanjut sangat cepat sampai kerusakan hepar progresif, menimbulkan sirosis, gagal hepatik, dan kematian. Hepatitis fulminan adalah bentuk infeksi HBV yang berkembang sangat cepat dari awitan sampai gagal hepar fulminan dan kematian dalam 2 – 3 minggu.
3. Hepatitis virus delta (HDV), diakibatkan oleh virus RNA defektif. Awitannya tidak jelas dengan gejala mirip HBV.infeksi ini ditularkan oleh darah, cairan tubuh serosa, jarum terkontaminasi, dan darah transfusi. Status kronis dapat terjadi bersama kombinasi HBV dan HDV.
4. Hepatitia non – A, non – B, kasus hepatitis non – A, non – B kemungkinan infeksi hepatitis C yang digambarkan berikut ini. Sedikitnya dua bentuk penularan diidentifikasi untuk hepatitis non – A, non – B yang menunjukkan bahwa ada 2 agen virus. Infeksi ini telah dilabel sebagai hepatitis E yang ditularkan oleh rute fekal – oral, terutama ditemukan di negara berkembang.
5. Hepatitis E, Sumber utama kontaminasi hepatitis non – A, non – B ini adalah kontaminasi fekal dari suplai air, khususnya di negara sedang berkembang, seperti India dan Asia Tenggara. Populasi targetnya cenderung dewasa muda dan wanita hamil. Tidak ada status kronis atau pembawa.
6. Hepatitis C (HCV), Awalnya disebut hepatitis non – A, non – B. ini adalah virus RNA yang umumnya disebabkan oleh hepatitis yang ditularkan melalui transfusi.

C. TANDA DAN GEJALA
Perubahan morfologik pada hati sering kali serupa untuk berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, ukuran dan warna hati tampak normal, tetapi kadang – kadang sedikit edema, membesar dan berwarna seperti empedu. Secara histologik, terjadi susunan hepatoseluler menjadi kacau, cedera dan nekrosis sel hati, dan peradangan perifer. Perubahan ini reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa kasus dapat menyebabkan gagal hati yang berat dan kematian.

D. FAKTOR RISIKO
Hepatitis A, Individu atau populasi yang kontak dengan makanan atau air terkontaminasi.
Hepatitis B, Homoseksual dan penggunaan obat IV, klien dan staf pada unit hemodialisa; dokter, perawat, dokter gigi, dan petugas yang bekerja di klinik dan laboratorium patologi serta bank darah; perawat jenazah, dan orang yang di tato.
Hepatitis C, Klien menerima transfusi darah; profesional kesehatan dan orang yang kontak dengan darah dan cairan tubuh; memelihara hewan menyusui yang rentan terhadap infeksi.
Hepatitis D, Sama dengan hepatitis B.
Hepatitis E, Orang yang hidup dan/atau melakukan perjalanan ke India, Birma, Afganistan, Algeria dan Meksiko.


E. TINGKAT PENCEGAHAN
Pencegahan Primer
 Ajarkan klien untuk sangat memperhatikan higiene bila menyiapkan makanan, sebelum meninggalkan toilet, dan bila berhubungan dengan orang yang diketahui terpajan dengan hepatitis.
 Ajarkan klien untuk menghindari tusukan jarum terkontaminasi (atau pemajanan serupa pada materi infekstif).
 Dorongan klien untuk menghindari hubungan sex selama periode antigen permukaan hepatitis B (HBS¬Ag) positif.
 Di Rumah Sakit, isolasi ketat, isolasi ketat mungkin tidak perlu bila ekskreta, jarum, dan suplai medis dan alat makan lain ditangani dan bibuang dengan hati – hati.
Pencegahan Sekunder
 Anjurkan klien untuk mendapatkan imunisasi pasif dengan blobulinh imun (dalam beberapa hari pertama) bila mereka telah kontak dengan orang yang menderita hepatitis A.
 Bila klien melakukan perjalanan dimana kesehatan masyarakat dan sanitasi kurang dari optimal, anjurkan mereka untuk menghindari minum air dan makan buah, sayuran, dan kerang segar.
 Ajarkan klien untuk meminta informasi dosis standar (0,02 ml/kg) dari globulin imun sebelum mereka melakukan perjalanan.
 Berikan vaksin hepatitis B untuk petugas kesehatan, klien, dan individu yang kontak dengan darah dan cairan tubuh.
 Berikan globulin imun hepatitis B yang memberikan imunitas pasif, setelah dipastikan terpajan pada hepatitis B (misal pungsi jarum).
 Dorong klien untuk menggunakan pakaian pelindung dan menggunakan teknik cuci tangan ketat bila kontak dengan binatang, khususnya yang menyetujui.
Pencegahan Tertier
 Ajarkan semua orang yang kontak dengan darah dan cairan tubuh tentang pentingnya kesehatan masyarakat dasar dan tindakan higiene.
 Dorong klien untuk menghindari aktivitas berat dan memakan banyak makanan dari agens hepatotoksik (mis., alkohol, asetaminofen).
 Instruksikan klien tentang kemungkinan infeksi terhadap orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar